PENDAHULUAN
a. Isi Novel
Novel ini berisikan
tentang cerita seorang anak yatim piatu yang bernama Hamid, yang kemudian
diangkat sebagai anak oleh seorang haji yang baik hati dan kaya raya. Disana
dia dibesarkan dengan seorang gadis yang bernama Zaenab. Ketika mereka dewasa
mereka merasakan suatu perasaan yang berbeda. Pada saat ayah Zaenab meninggal,
Hamid kemudian hidup miskin dan zaenab tinggal bersama mamangnya. Zaenab akan
dijodohkan dengan seorang laki-laki pilihan mamangnya. Dan kemudian dia pergi
ke Mekkah, dan zainab tidak jadi dijodohkan, dan dia sakit-sakitan semenjak
hamid pergi. Ia selalu menanti kedatangan hamid.
b. Tujuan Pengarang
© Penulis menceritakan tentang arti cinta sejati, dalam nuansa
islami.
© Penulis menceritakan tentang bagaimana cinta dalam islam, dan
bertujuan untuk menghibur pembaca.
c. Manfaat Novel
Novel ini bermanfaat bagi
semua masyarakat yang beragama islam. Selain itu, untuk mengetahui cerita islam
dalam kehidupan sehari-hari.
d. Sistematika Novel
novel ini tersusun
secara sederhana, dimulai dari pembuka cerita, isi cerita, dan penutup cerita
e. Dari Segi Kebahasaan dan Ejaan
Dilihat dari segi
bahasa, penulis menggunakan bahasa Indonesia yang resmi, dan ada kata-kata yang
sulit di mengerti maknanya.
Identitas Buku
a. Judul Buku : Di Bawah
Lindungan Ka’bah
b. Jenis Buku : Fiksi
c. Pengarang : Hamka
d. Penerbit : PT. Bulan Bintang
e. Cetakan : ke- 28
f. Halaman Buku : 80 halaman
g. Panjang dan Tebal Buku : 56 cm ; 0,5 cm
h. Jenis Kertas : HVS 70 gram
i. Harga Buku : Rp -
b. Jenis Buku : Fiksi
c. Pengarang : Hamka
d. Penerbit : PT. Bulan Bintang
e. Cetakan : ke- 28
f. Halaman Buku : 80 halaman
g. Panjang dan Tebal Buku : 56 cm ; 0,5 cm
h. Jenis Kertas : HVS 70 gram
i. Harga Buku : Rp -
Sinopsis
Hamid adalah seorang anak yatim
dan miskin. Dia kemudian diangkat oleh keluarga Haji Jafar yang kaya-raya.
Perhatian Haji Jafar dan istrinya, Asiah, terhadap Hamid sangat baik. Hamid
dianggap sebagai anak mereka sendiri, Mereka sangat menyayanginya sebab Hamid
sangat rajin, sopan, berbudi, serta taat beragama. Itulah sebabnya, Hamid juga
disekolahkan bersama-sama dengan Zainab, anak kandung Haji Jafar di sekolah
rendah.
Hamid sangat menyayangi Zainab.
Begitu pula dengan Zainab. Mereka sering pergi sekolah bersama-sama, bermain
bersama-sama di sekolah ataupun pulang sekolah. Ketika keduanya beranjak
remaja, dalam hati masing-masing mulai tumbuh perasaan lain. Suatu perasaan
yang selama ini belum pernah mereka rasakan. Hamid merasakan bahwa rasa kasih
sayang yang muncul terhadap Zainab melebihi rasa sayang kepada adik, seperti
yang selama ini dia rasakan. Zainab juga ternyata mempuanyai perasaan yang sama
seperti perasaan Hamid. Perasaan tersebut hanya mereka pendam di dalam lubuk
hati yang paling dalam. Hamid tidak berani mengutarakan isi hatinya kepada
Zainab sebab dia menyadari bahwa di antara mereka terdapat jurang pemisah yang
sangat dalam. Zainab merupakan anak orang terkaya dan terpandang, sedangkan dia
hanyalah berasal dari keluarga biasa dan miskin. Jadi, sangat tidak mungkin
bagi dirinya untuk memiliki Zainab. Itulah sebabnya, rasa cintanya yang dalam
terhadap Zainab hanya dipendamnya saja.
Jurang pemisah itu semakin hari
semakin dirasakan Hamid. Dalam waktu bersamaan, Hamid mengalami peristiwa yang
sangat menyayat hatinya. Peristiwa pertama adalah meninggalnya Haji Jafar, ayah
angkatnya yang sangat berjasa menolong hidupnya selama ini. Tidak lama
kemudian, ibu kandungnya pun meninggal dunia. Betapa pilu hatinya ditinggalkan
oleh kedua orang yang sangat dicintainya itu. Kini dia yatim piatu yang miskin.
Sejak kematian ayah angkatnya, Hamid merasa tidak bebas menemui Zainab karena Zainab
dipingit oleh mamaknya.
Puncak kepedihan hatinya ketika
mamaknya, Asiah, mengatakan kepadanya bahwa Zainab akan dijodohkan dengan
pemuda lain, yang masih famili dekat dengan almarhum suaminya. Bahklan, Mak
Asiah meminta Hamid untuk membujuk Zainab agar mau menerima pemuda pilihannya.
Dengan berat hati, Hamid menuruti kehendak Mamak Asiah. Dengan berat
hati, Hamid menuruti kehendak Mamak Asiah. Zainab sangat sedih menerima
kenyataan tersebut. Dalam hatinya, ia menolak kehendak mamaknya. Karena tidak
sanggup menanggung beban hatinya, Hamid memutuskan untuk pergi meninggalkan
kampungnya. Dia meninggalkan Zainab dan dengan diam-diam pergi ke Medan.
Sesampainya di Medan, dia menulis
surat kepada Zainab. Dalam suratnya, dia mencurahkan isi hatinya kepada Zainab.
Menerima surat itu, Zainab sangat terpukul dan sedih. Dari Medan, Hamid
melanjutkan perjalanan menuju ke Singapura. Kemudian, dia pergi ke tanah suci
Mekah.
Selama ditinggalkan oleh Hamid,
hati Zainab menjadi sangat tersiksa. Dia sering sakit-sakitan, semangat
hidupnya terasa berkurang menahan rasa rindunya yang mendalam pada Hamid.
Begitu pula dengan Hamid, dia selalu gelisah karena menahan beban rindunya pada
Zainab. Untuk membunuh kerinduannya, dia bekerja pada sebuah penginapan milik
seorang Syekh. Sambil bekerja, dia terus memperdalam ilmu agamanya dengan
tekun.
Setahun sudah Hamid berada di
Mekah. Ketika musim haji, banyak tamu menginap di tempat dia bekerja. Di antara
para tamu yang hendak menunaikan ibadah haji, dia melihat Saleh, teman
sekampungnya. Betapa gembira hati Hamid bertemu dengannya. Selain sebagai teman
sepermainannya amsa kecil, istri Saleh Rosana adalah teman dekat Zainab. Dari
Saleh, dia mendapat banyak berita tentang kampungnya termasuk keadaan Zainab.
Dari penuturan Saleh, Hamid
mengetahui bahwa Zainab juga mencintainya. Sejak kepergian Hamid, Zainab sering
sakit-sakitan. Dia menderita batin yang begitu mendalam, Karena suatu sebab,
dia tidak jadi menikah denganpemuda pilihan mamaknya, sedangkan orang yang
paling dicintainya, yaitu Hamid telah pergi entah kemana. Dia selalu menunggu
kedatangan Hamid dengan penuh harap.
Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik
Unsur Instrinsik
S Tema : Percintaan dalam nuansa islam
S Alur : Maju Mundur (gabungan)
S Bahasa : Bahasa Indonesia yang baku
S Setting
a)
Tempat : kantor, rumah zaenab,
mekkah, kampung Hamid, rumah mamang dari zaenab, sekolah, dan masih banyak
lagi.
b)
Waktu : pagi, siang, sore, dan malam
c)
Suasana : sepi, ramai, kesedihan,
gembira, takut, panik, haru, dan tegang
S Sudut Pandang :
orang pertama
Sasaran
Novel ini ditujukan
untuk masyarakat luas dari bawah, menengah, dan atas. Khususnya bagi para
masyarakat yang beragama islam.
Isi Resensi
a. Susunan Penyajian
Novel yang berjudul dibawah lindungan kab’ah ini, cara penyajiannya sangat baik sehingga pembaca ingin terus membaca ceritanya sampai akhir.
b. Gaya Bahasa
Pengarang menggunakan bahasa yang baku sehingga ada beberapa kata yang sulit di mengerti oleh pembaca.
c. Hal-hal yang menarik dari novel
Novel ini sangat menarik, karena menceritakan tentang seorang pemuda muslim. Dan mempunyai jalan cerita yang menarik sehingga menarik perhatian dan minat pembaca untuk untuk terus membaca sampai akhir cerita.
d. Kelemahan Novel
S Isi cerita dari novel ini tidak sempurna (jalan cerita
bertele-tele), dan akhir ceritanya juga sulit di tebak oleh pembaca.
S Menggunakan bahasa yang sangat baku, sehingga pembaca agak
kesulitan untuk mengetahui maksud dari cerita.
S cover (sampul) novel kurang menarik, sehingga pada saat melihat
sampulnya pembaca seakan-akan tidak tertarik.
e. Kelebihan Novel
© Kertas novel menggunakan kertas HVS 70 gram
© kertas cover (sampul) novel dibuat dari kertas AC 180 gram
© Perwatakan tokoh mudah dimengerti
© Menceritakan kehidupan para pemuda.
© Bersifat religi
Menurut
kami, novel ini sangat baik dibaca karena berkisahkan tentang seorang pemuda
muslim, dan kisahnya yang begitu religius.
Unsur Ekstrinsik
1. Sosial Agama
Dilihat dari segi nama, dan jalan cerita yang di ceritakan pengarang merupakan seorang muslim
Dilihat dari segi nama, dan jalan cerita yang di ceritakan pengarang merupakan seorang muslim
2. Sosial Ekonomi
Keadaan ekonomi pengarang menggabarkan tentang seorang yang kaya raya, seorang yang miskin, dan selalu rendah hati.
Keadaan ekonomi pengarang menggabarkan tentang seorang yang kaya raya, seorang yang miskin, dan selalu rendah hati.
3. budaya
Novel ini berceritakan
tentang kehidupan masa lalu sekitar tahun 1920-an sehingga kebudayaanya masih
sangat kental.