#comments h4 { font-size: 24px; font-weight: normal; margin: 20px 0; } .cm_wrap { clear: both; margin-bottom: 10px; float: right; width: 100%; } .cm_head { - See more at: http://infobuatkalian.blogspot.com/2012/03/membuat-komentar-keren-pada-blog.html#sthash.arpAsKSV.dpuf Blogger Widgets - See more at: http://infobuatkalian.blogspot.com/2012/03/membuat-komentar-keren-pada-blog.html#sthash.arpAsKSV.dpuf

Minggu, 27 Mei 2012

contoh resensi hamka dibawah lindungan kabbah


PENDAHULUAN
a. Isi Novel
Novel ini berisikan tentang cerita seorang anak yatim piatu yang bernama Hamid, yang kemudian diangkat sebagai anak oleh seorang haji yang baik hati dan kaya raya. Disana dia dibesarkan dengan seorang gadis yang bernama Zaenab. Ketika mereka dewasa mereka merasakan suatu perasaan yang berbeda. Pada saat ayah Zaenab meninggal, Hamid kemudian hidup miskin dan zaenab tinggal bersama mamangnya. Zaenab akan dijodohkan dengan seorang laki-laki pilihan mamangnya. Dan kemudian dia pergi ke Mekkah, dan zainab tidak jadi dijodohkan, dan dia sakit-sakitan semenjak hamid pergi. Ia selalu menanti kedatangan hamid.
b. Tujuan Pengarang
©    Penulis menceritakan tentang arti cinta sejati, dalam nuansa islami.
©    Penulis menceritakan tentang bagaimana cinta dalam islam, dan bertujuan untuk menghibur pembaca.
c. Manfaat Novel
Novel ini bermanfaat bagi semua masyarakat yang beragama islam. Selain itu, untuk mengetahui cerita islam dalam kehidupan sehari-hari.

d. Sistematika Novel
novel ini tersusun secara sederhana, dimulai dari pembuka cerita, isi cerita, dan penutup cerita
e. Dari Segi Kebahasaan dan Ejaan
Dilihat dari segi bahasa, penulis menggunakan bahasa Indonesia yang resmi, dan ada kata-kata yang sulit di mengerti maknanya.

Identitas Buku
a. Judul Buku : Di Bawah Lindungan Ka’bah
b. Jenis Buku : Fiksi
c. Pengarang : Hamka
d. Penerbit : PT. Bulan Bintang
e. Cetakan : ke- 28
f. Halaman Buku : 80 halaman
g. Panjang dan Tebal Buku : 56 cm ; 0,5 cm
h. Jenis Kertas : HVS 70 gram
i. Harga Buku : Rp ­-
Sinopsis
Hamid adalah seorang anak yatim dan miskin. Dia kemudian diangkat oleh keluarga Haji Jafar yang kaya-raya. Perhatian Haji Jafar dan istrinya, Asiah, terhadap Hamid sangat baik. Hamid dianggap sebagai anak mereka sendiri, Mereka sangat menyayanginya sebab Hamid sangat rajin, sopan, berbudi, serta taat beragama. Itulah sebabnya, Hamid juga disekolahkan bersama-sama dengan Zainab, anak kandung Haji Jafar di sekolah rendah.

Hamid sangat menyayangi Zainab. Begitu pula dengan Zainab. Mereka sering pergi sekolah bersama-sama, bermain bersama-sama di sekolah ataupun pulang sekolah. Ketika keduanya beranjak remaja, dalam hati masing-masing mulai tumbuh perasaan lain. Suatu perasaan yang selama ini belum pernah mereka rasakan. Hamid merasakan bahwa rasa kasih sayang yang muncul terhadap Zainab melebihi rasa sayang kepada adik, seperti yang selama ini dia rasakan. Zainab juga ternyata mempuanyai perasaan yang sama seperti perasaan Hamid. Perasaan tersebut hanya mereka pendam di dalam lubuk hati yang paling dalam. Hamid tidak berani mengutarakan isi hatinya kepada Zainab sebab dia menyadari bahwa di antara mereka terdapat jurang pemisah yang sangat dalam. Zainab merupakan anak orang terkaya dan terpandang, sedangkan dia hanyalah berasal dari keluarga biasa dan miskin. Jadi, sangat tidak mungkin bagi dirinya untuk memiliki Zainab. Itulah sebabnya, rasa cintanya yang dalam terhadap Zainab hanya dipendamnya saja.

Jurang pemisah itu semakin hari semakin dirasakan Hamid. Dalam waktu bersamaan, Hamid mengalami peristiwa yang sangat menyayat hatinya. Peristiwa pertama adalah meninggalnya Haji Jafar, ayah angkatnya yang sangat berjasa menolong hidupnya selama ini. Tidak lama kemudian, ibu kandungnya pun meninggal dunia. Betapa pilu hatinya ditinggalkan oleh kedua orang yang sangat dicintainya itu. Kini dia yatim piatu yang miskin. Sejak kematian ayah angkatnya, Hamid merasa tidak bebas menemui Zainab karena Zainab dipingit oleh mamaknya.

Puncak kepedihan hatinya ketika mamaknya, Asiah, mengatakan kepadanya bahwa Zainab akan dijodohkan dengan pemuda lain, yang masih famili dekat dengan almarhum suaminya. Bahklan, Mak Asiah meminta Hamid untuk membujuk Zainab agar mau menerima pemuda pilihannya.

Dengan berat hati, Hamid menuruti kehendak Mamak Asiah. Dengan berat hati, Hamid menuruti kehendak Mamak Asiah. Zainab sangat sedih menerima kenyataan tersebut. Dalam hatinya, ia menolak kehendak mamaknya. Karena tidak sanggup menanggung beban hatinya, Hamid memutuskan untuk pergi meninggalkan kampungnya. Dia meninggalkan Zainab dan dengan diam-diam pergi ke Medan.
Sesampainya di Medan, dia menulis surat kepada Zainab. Dalam suratnya, dia mencurahkan isi hatinya kepada Zainab. Menerima surat itu, Zainab sangat terpukul dan sedih. Dari Medan, Hamid melanjutkan perjalanan menuju ke Singapura. Kemudian, dia pergi ke tanah suci Mekah.

Selama ditinggalkan oleh Hamid, hati Zainab menjadi sangat tersiksa. Dia sering sakit-sakitan, semangat hidupnya terasa berkurang menahan rasa rindunya yang mendalam pada Hamid. Begitu pula dengan Hamid, dia selalu gelisah karena menahan beban rindunya pada Zainab. Untuk membunuh kerinduannya, dia bekerja pada sebuah penginapan milik seorang Syekh. Sambil bekerja, dia terus memperdalam ilmu agamanya dengan tekun.

Setahun sudah Hamid berada di Mekah. Ketika musim haji, banyak tamu menginap di tempat dia bekerja. Di antara para tamu yang hendak menunaikan ibadah haji, dia melihat Saleh, teman sekampungnya. Betapa gembira hati Hamid bertemu dengannya. Selain sebagai teman sepermainannya amsa kecil, istri Saleh Rosana adalah teman dekat Zainab. Dari Saleh, dia mendapat banyak berita tentang kampungnya termasuk keadaan Zainab.

Dari penuturan Saleh, Hamid mengetahui bahwa Zainab juga mencintainya. Sejak kepergian Hamid, Zainab sering sakit-sakitan. Dia menderita batin yang begitu mendalam, Karena suatu sebab, dia tidak jadi menikah denganpemuda pilihan mamaknya, sedangkan orang yang paling dicintainya, yaitu Hamid telah pergi entah kemana. Dia selalu menunggu kedatangan Hamid dengan penuh harap.
Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik
Unsur Instrinsik
S  Tema : Percintaan dalam nuansa islam
S  Alur : Maju Mundur (gabungan)
S  Bahasa : Bahasa Indonesia yang baku

S  Setting

a)  Tempat : kantor, rumah zaenab, mekkah, kampung Hamid, rumah mamang dari zaenab, sekolah, dan masih banyak lagi.
b)  Waktu : pagi, siang, sore, dan malam
c)  Suasana : sepi, ramai, kesedihan, gembira, takut, panik, haru, dan tegang

S  Sudut Pandang : orang pertama

Sasaran
Novel ini ditujukan untuk masyarakat luas dari bawah, menengah, dan atas. Khususnya bagi para masyarakat yang beragama islam.

Isi Resensi
a. Susunan Penyajian

Novel yang berjudul dibawah lindungan kab’ah ini, cara penyajiannya sangat baik sehingga pembaca ingin terus membaca ceritanya sampai akhir.


b. Gaya Bahasa

Pengarang menggunakan bahasa yang baku sehingga ada beberapa kata yang sulit di mengerti oleh pembaca.
c. Hal-hal yang menarik dari novel

Novel ini sangat menarik, karena menceritakan tentang seorang pemuda muslim. Dan mempunyai jalan cerita yang menarik sehingga menarik perhatian dan minat pembaca untuk untuk terus membaca sampai akhir cerita.
d. Kelemahan Novel

S  Isi cerita dari novel ini tidak sempurna (jalan cerita bertele-tele), dan akhir ceritanya juga sulit di tebak oleh pembaca.
S  Menggunakan bahasa yang sangat baku, sehingga pembaca agak kesulitan untuk mengetahui maksud dari cerita.
S  cover (sampul) novel kurang menarik, sehingga pada saat melihat sampulnya pembaca seakan-akan tidak tertarik.
e. Kelebihan Novel
©    Kertas novel menggunakan kertas HVS 70 gram
©    kertas cover (sampul) novel dibuat dari kertas AC 180 gram
©    Perwatakan tokoh mudah dimengerti
©    Menceritakan kehidupan para pemuda.
©    Bersifat religi

Menurut kami, novel ini sangat baik dibaca karena berkisahkan tentang seorang pemuda muslim, dan kisahnya yang begitu religius.
Unsur Ekstrinsik
1. Sosial Agama
Dilihat dari segi nama, dan jalan cerita yang di ceritakan pengarang merupakan seorang muslim
2. Sosial Ekonomi
Keadaan ekonomi pengarang menggabarkan tentang seorang yang kaya raya, seorang yang miskin, dan selalu rendah hati.
3. budaya
Novel ini berceritakan tentang kehidupan masa lalu sekitar tahun 1920-an sehingga kebudayaanya masih sangat kental.


1 komentar: